Friday, May 29, 2015

Editor Jurnal Tidak Sepenuhnya Obyektif

Manusia adalah mahluk sosial. Ini sebuah fakta yang tidak dapat dihindari, termasuk dalam hal editorial jurnal, terutama editor-in-chief (EIC) jurnal.

Kadangkala, sebuah manuscript terhindar dari rejection, atau bahkan mendapatkan decision "accepted" karena ada hubungan pertemanan antara authornya dan EIC jurnal tersebut. Misalnya pertemanan karena mereka berada pada satu kampus yang sama, atau sedang melakukan penelitian dalam tim yang sama.

Ini sebenarnya normal, hanya saja EIC perlu membuat langkah-langkah yang halus agar privilege yang dia berikan kepada author yang menjadi temannya ini tidak membuat curiga publik. Misalnya dengan memberikan decision "Major Revision" daripada "Rejection", padahal hanya satu dari tiga reviewer yang memberikan rekomendasi major revision dan dua lainnya memberikan rejection. Tentu saja, EIC perlu menjaga nama baik dan kredibilitasnya, tetapi di sisi lain dia juga menjaga kelangsungan pertemanannya dengan author.

Contoh lain adalah dari sisi reviewer. Reviewer yang sedang me-review manuscript author yang menjadi temannya, kadang-kadang memberikan "major revision", padahal manuscriptnya lebih tepat diberikan "rejection". Bahkan bisa jadi begini: dia memberikan "rejection" hanya gara-gara mengetahui bahwa authornya adalah orang yang tidak disukainya.

Mungkin banyak yang kaget dengan fakta ini. Tetapi inilah sistem yang dijalankan manusia. Subyektifitas selalu akan ada dalam setiap tindakan.

No comments:

Post a Comment